Halaman

Kamis, 24 Mei 2012

Tembakau Kasturi

Unej



MAKALAH

POTENSI PASAR DAN PEMASARAN
PADA TEMBAKAU KASTURI
KABUPATEN JEMBER




diajukangunamemenuhisalahsatusyaratmenyelesaikan
tugasmatakuliahKapitaSelektaPertanian
pada   Program   StudiAgribisnis
FakultasPertanianUniversitasJember






Oleh :
AndikaAkvan P.
NIM. 091510601064




PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki komoditi pertanian unggulan yakni Tembakau. Tembakau dari Kabupaten Jember merupakan tembakau kelas dunia yang telah mampu menembus pasar global sejak jaman penjajahan. Tembakau Jember mampu mendunia hingga ke tanah Eropa, Bremen Jerman. Hal ini tercermin pada lambang Kabupaten Jember yang menggunakan daun tembakau sebagai dasar lambang. Selain itu, Universitas Jember sebagai satu-satunya universitas negeri di Kabupaten Jember juga menggunakan daun tembakau sebagai dasar logo universitas.
Tembakau memiliki peranan yang penting dalam perekonomian nasional baik dari aspek penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan Negara, pendapatan petani maupun sektor jasa lainnya. Tembakau dan industri hasil tembakau dalam perekonomian nasional mampu berperan menyediakan lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung bagi 6,4 juta orang, meliputi 2,3 juta petani tembakau, 1,9 juta petani cengkeh, 199.000 pekerja pabrik rokok, sekitar 1,15 juta pedagang eceran dan asongan, 900.000 orang yang bekerja pada sektor lembaga keuangan, percetakan dan transportasi (Rachman, 2003).
Untuk meningkatkan pendapatan petani tembakau sekaligus meningkatkan ekspor, pemerintah telah menganjurkan kepada petani tembakau untuk melaksanakan intensifikasi. Dalam pelaksanaan intensifikasi ini agar petani tembakau berhasil maka perlu diatur langkah-langkahnya. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan intensifikasi adalah masalah proteksi tanaman.
Pada tanaman tembakau, masalah proteksi sangat penting sekali. Hama dan penyakit cukup banyak dan perlu penanganan yang sungguh-sungguh. Dalam hal pengendalian hama sampai saat ini boleh dikatakan dapat diatasi, namun dalam hal penyakit, masih saja mengalami banyak kesulitan. Tidak jarang gagalnya produksi tembakau disebabkan oleh serangan penyakit, seperti yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, dan virus. Dalam menghadapi penyakit tembakau yang penting disini adalah bukan tindakan pemberantasan, namun tindakan pencegahan. Tindakan pemberantasan sampai saat ini hampir tidak pernah berhasil (Sudarmo, S. 1992).
Tanaman tembakau dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu tembaku Na Oogst dan Voor Oogst. Tembakau Na Oogst adalah tembakau yang ditanam pada akhir musim kemarau dan dipanen pada musim hujan, tembakau Voor Oogst adalah tembakau yang ditanam awal musi kemarau dan dipanen pada musim kemarau. Salah satu tembakau Voor ogst adalah tembakau besuki, tembakua jember atau lebih dikenal dengan tembakau kasturi.
Tembakau kasturi adalah tembakau kerosok lokal VO sebagai bahan campuran (blending) untuk rokok keretek, yang dikembangkan di daerah Jember dan Bondowoso. Dari seluruh produksi nasional tembakau kasturi, 11,36% diekspor dengan label Besuki VO dan 88,64% dikonsumsi dalam negeri sebagai bahan baku rokok keretek. Pabrik Rokok Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum merupakan pengguna terbesar kerosok kasturi. Semula yang ditanam oleh petani adalah varietas lokal berupa populasi tanaman yang masih sangat beragam.
Tembakau Kasturi merupakan tembakau yang diproses krosok, dan termasuk dalam kategori tembakau kuningan. Area penanaman tembakau Kasturi berada di daerah Jember sampai Bondowoso, yaitu di Kec. Pakusari, Kalisat, Silo, sukowono, Ledok Ombo, Sumber Jambe, Mumbul Sari, Mayang, Wuluhan, Ambulu, Balung, Patrang dan Sumber Sari. Daerah yang menghasilkan kualitas bagus adalah Ledok Ombo (Desa Gidri), Silo, Pakusari dan Kalisat.
Tembakau kasturi adalah tembakau kerosok lokal VO sebagai bahan campuran (blending) untuk rokok keretek. Dari seluruh produksi nasional tembakau kasturi, 11,36% diekspor dengan label Besuki VO dan 88,64% dikonsumsi dalam negeri sebagai bahan baku rokok keretek. Pabrik Rokok Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum merupakan pengguna terbesar kerosok kasturi. Saat ini luas areal penanaman tembakau kasturi pada dua daerah pengembangan mencapai 3.197 ha, dengan rata-rata produktivitas di tingkat petani mencapai 985 kg kerosok/ha atau senilai Rp12.805.000,00. Dalam 5 tahun terakhir ini luas areal penanaman tembakau Kasturi sebesar ± 7000 Ha, luas ini mengalami penurunan karena ada sebagian daerah penanaman tembakau Kasturi beralih ke tembakau white Burley.
Budidaya tembakau Kasturi dilakukan di lahan tegal dan sawah dengan lokasi penanaman di datarn rendah (90 mdpl) sampai perbukitan (500 mdpl) dengan kemiringan lahan 15o-40o. Lahan penanaman harus mendapat sinar matahari penuh serta memiliki musim kemarau yang tegas (min. 4 bulan kering sepanjang tahun). Tembakau Kasturi ini memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh tembakau lain yaitu memiliki aroma coklat.
Tembakau kasturi ini sangat dipengaruhi oleh faktor kualitas dengan kata lain faktor kualitas sangat dominan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tembakau adalah terbebasnya tanaman dari serangan OPT baik pada saat pertanaman atau pada saat pasca panen. Biaya produksi untuk pembelian insektisida juga cukup besar, sehingga hal tersebut adalah salah satu faktor menaikkan biaya produksi pada usaha tani tembakau.

1.2 Perumusan Masalah
1.      Bagaimana potensi pasar tembakau kasturi yang ada di kabupaten jember?
2.      Bagaimana pemasaran tembakau kasturi di kabupaten jember?

1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1.   Mengetahui bagaimana potensi pasar tembakau kasturi yang ada di                kabupaten jember.
2.   Mengetahui bagaimana pemasaran tembakau kasturi di kabupaten jember.

1.3.2 Manfaat
1.   Agar dapat mengetahui bagaimana potensi pasar tembakau kasturi yang ada di kabupaten jember.
2.   Agar dapat mengetahui bagaimana pemasaran tembakau kasturi di kabupaten jember.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Tembakau Kasturi
Di Kabupaten Jember, semula sentra penanaman tembakau besuki NO adalah daerah Jember Utara. Daerah ini dikenal dengan penghasil tembakau bahan cerutu dengan mutu filler, yang sangat dibutuhkan oleh pasar Eropa (Lembaga Tembakau, 1999, Damberger, 2000). Mutu filler yang dihasilkan mempunyai sifat aromatik, elastistas tinggi, dan rasa ringan (Rachman et al., 2000). Namun dalam perkembangannya, penanaman tembakau besuki NO di daerah Jember Utara mulai berkurang dan bergeser ke daerah Jember Selatan.
Menurut data Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian, jumlah petani tembakau meningkat dari 400.000 (1996) sampai lebih dari 900.000  pada tahun 2001. Disisi lain, dewasa ini konsumsi rokok dunia cenderung menurun dengan laju rata-rata sebesar 2,7 persen /tahun, sehingga persaingan antar negara produsen cenderung makin ketat. Persyaratan kualitas yang diminta oleh konsumen di luar negeri merupakan salah satu dampak tersebut. Konsentrasi pembeli dalam kelompok berdampak melemahkan posisi produsen dalam pembentukan harga pasar, sebaliknya komponen biaya produksi selalu meningkat.
Tembakau Kasturi merupakan tembakau yang diproses sun cured, dan termasuk dalam kategori tembakau krosok. Area penanaman tembakau Kasturi berada di daerah Jember sampai Bondowoso, yaitu di Kec. Pakusari, Kalisat, Silo, sukowono, Ledok Ombo, Sumber Jambe, Mumbul Sari, Mayang, Wuluhan, Ambulu, Balung, Patrang dan Sumber Sari. Daerah yang menghasilkan kualitas bagus adalah Ledok Ombo (Desa Gidri), Silo, Pakusari dan Kalisat
Dalam 5 tahun terakhir ini luas areal penanaman tembakau Kasturi sebesar ± 7000 Ha, luas ini mengalami penurunan karena ada sebagian daerah penanaman tembakau Kasturi beralih ke tembakau white Burley. Kapasitas produksi tanaman tembakau Kasturi ini 800 kg/0,3 Ha (berat kering) dengan jarak tanam 70 cm x 100 cm.

Menurut Ananda Ggan (2010), Budidaya tembakau Kasturi dilakukan di lahan tegal dan sawah dengan lokasi penanaman di datarn rendah (90 mdpl) sampai perbukitan (500 mdpl) dengan kemiringan lahan 15o-40o. Lahan penanaman harus mendapat sinar matahari penuh serta memiliki musim kemarau yang tegas (min. 4 bulan kering sepanjang tahun). Tembakau Kasturi ini memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh tembakau lain yaitu memiliki aroma coklat.
Menurut fathurrohman (2009) Tembakau kasturi adalah tembakau yang biasa ditanam pada akhir musim penghujan dan dipanen musim kemarau. Tanaman tembakau merupakan tanaman semusim yang memiliki akar serabut, maka dalam pertumbuhannya sangat diperlukan kondisi tanah yang gembur. Apabila pertumbuhan apabila pertumbuhan tanaman sudah baik tentunya produksi yang diperoleh akan lebih tinggi, selain itu kualitas yang dihasilkan akan berbeda/lebih baik. Sehingga dari ketiga hubungan diatas nantinya dapat berpengaruh terhadap harga pasar. Hal ini disebabkan tembakau mampu menghasilkan devisa bagi negara, pajak, dan cukai. Peranan tembakau menjadi strategis bagi dana pembangunan nasional. Sehingga tembakau termasuk dalam komoditi unggulan nonmigas yang perlu mendapat perhatian yang khusus untuk pengembangannya. Selain itu juga dapat memberikan, menyediakan, menyerap tenaga kerja. Sektor penyumbang cukai terbesar adalah industri rokok yang mencapai 90 persen dari total penerimaan cukai.

2.2    Teori Pasar
Dalam pengertian sederhana, pengertian pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang. Adapun definsi pasar adalah sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual. Mekanisme tersebut jangan hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah, tetapi lebih dari itu harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian, yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjual belikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin.
Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya:
1.        pasar tradisional
2.        pasar raya
3.        pasar abstrak
4.        pasar konkrit
5.        toko swalayan
6.        toko serba ada
Aktivitas usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan dua subyek pokok, yaitu produsen dan konsumen. Kedua subyek tersebut masing-masing mempunyai peranan yang sangat besar terhadap pembentukan harga barang di pasar. Struktur Pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri.
Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan monopsoni).

2.3    Teori Pemasaran
Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Definisi lain  menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut.
Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa  dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut.
Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya perkembangan jaman, kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas tertentu.  Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan spesifik terhadap suatu jenis produk.  Seseorang dalam menentukan keputusan pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang akan didapat dari mengkonsumsi suatu produk.  Apabila konsumen yakin akan nilai dan kepuasan yang akan didapat, maka konsumen akan melalukan pertukaran dan transaksi juall beli barang dan jasa.  Hal inilah yang mendasari terjadinya pasar.
Efisiensi pemasaran adalah seberapa besar pengorbanan yang harus dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran menunjang hasil yang bisa didapatkan dari kegiatan pemasaran tersebut. Efisiensi pemasaran dapat dicari dengan menghitung  rasio “keluaran-masukan” dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan. Semakin tinggi nilai rasio keluaran-masukan, maka pemasaran yang dilakukan semakin efisien. Umumnya efisiensi dapat dicapai dengan salah satu di antara empat cara berikut :
1.    Keluaran tetap konstan, masukan mengecil
2.    Keluaran meningkat, masukan konstan
3.    Keluaran meningkat dalam kadar yang lebih tinggi dari peningkatan masukan
4.    Keluaran menurun dalam kadar yang lebih rendah dari penurunan masukan

2.4    Kerangka Pemikiran
Pertanian adalah kegiatan memanfaatkan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian banyak disamakan dengan budidaya tanaman atau bercocok tanam, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan dipasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi lokal. Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung ukuran volume komoditi yang dipasarkannya. Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya. Selain itu, perkebunan selalu menerapkan cara monokultur, paling tidak untuk setiap blok yang ada di dalamnya. Penciri lainnya, walaupun tidak selalu demikian, adalah terdapat instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum produknya dikirim ke pembeli.
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara memopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah Perang Saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan perkembangan industri rokok.
Tembakau kasturi adalah tembakau kerosok lokal VO sebagai bahan campuran (blending) untuk rokok keretek, yang dikembangkan di daerah Jember dan Bondowoso. Dari seluruh produksi nasional tembakau kasturi, 11,36% diekspor dengan label Besuki VO dan 88,64% dikonsumsi dalam negeri sebagai bahan baku rokok keretek. Pabrik Rokok Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum merupakan pengguna terbesar kerosok kasturi.
Pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang. Adapun definsi pasar adalah sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual. Mekanisme tersebut jangan hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah, tetapi lebih dari itu harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian, yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjualdiperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin.
Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Definisi lain  menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut.







































Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran






2.5    Hipotesis
Berdasar pada latar belakang, perumusan masalah serta kerangka pemikiran, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
1.    Potensi pasar untuk tembakau kasturi yang ada di Kabupaten Jember sangat baik dan cukup besar.
2.    Pemasaran untuk tembakau kasturi yang ada di Kabupaten Jember sangat baik, dilihat dari harga tembakau pada tahun ini.
























BAB 3. METODOLOGI

3.1 Penentuan Daerah Penelitian
            Penentuan daerah penelitian adalah dengan metode sengaja                        (purposive method). Daerah yang dijadikan tempat penelitian adalah semua daerah penghasil tembakau kasturi di Kabupaten Jember. Kabupaten Jember mempunyai potensi dalam pengembangan di bidang pertanian terutama pada tembakau.

3.2 Metode Penelitian
            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan korelasi. Metode deskriptif bertujuan untuk memberikan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta tentang kondisi masyarakat maupun lingkungan tempat dilakukannya penelitian serta hubungan antara kejadian-kejadian yang diteliti untuk mendapatkan kebenaran. Sedangkan metode korelasi merupakan kelanjutan dari metode deskriptif yang memiliki tujuan mempelajari hubungan secara statistik antara variabel-variabel yang sedang diteliti (Nazir, 2003).

3.3 Metode Pengambilan Contoh
            Metode pengambilan contoh pada penelitian ini dilakukan pada peternak ayam potong. Dalam penelitian ini menggunakan Disproportionate Random Sampling atau pengambilan contoh dengan acak yang tidak berimbang                   (Nazir, 1999).
Rumus Disproporsionate Random Sampling adalah sebagai berikut:
Keterangan :
N  = Jumlah populasi
n   = Jumlah Sampel                                                   
e   = Presentase Sampel
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengambilan data yang dilakukan menggunakan dua data yaitu:
1.        Data primer, diperoleh dari petani tembakau kasturi yang dilakukan dengan menggunakan metode survey yang telah didapat dalam penelitian ini.
2.        Data sekunder, diperoleh dari data berupa artikel internet, BPS (Badan Pusat Statistik.

3.5 Terminologi
1.    Pertanian adalah kegiatan memanfaatkan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
2.    Perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan dipasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi lokal.
3.    Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat.
4.    Tembakau kasturi adalah tembakau kerosok lokal VO sebagai bahan campuran (blending) untuk rokok keretek, yang dikembangkan di daerah Jember dan Bondowoso.
5.    Pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang.
6.    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.

BAB 4. PEMBAHASAN

3.1 Potensi Pasar Pada Tembakau Kasturi di Kabupaten Jember
Tembakau memiliki peranan yang penting dalam perekonomian nasional baik dari aspek penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan Negara, pendapatan petani maupun sektor jasa lainnya. Tembakau dan industri hasil tembakau dalam perekonomian nasional mampu berperan menyediakan lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung bagi 6,4 juta orang, meliputi 2,3 juta petani tembakau, 1,9 juta petani cengkeh, 199.000 pekerja pabrik rokok, sekitar 1,15 juta pedagang eceran dan asongan, 900.000 orang yang bekerja pada sektor lembaga keuangan, percetakan dan transportasi.
Peruntukan tembakau Kasturi adalah sebagai bahan baku rokok keretek di dalam negeri  yang mencapai 88,64% dan sekitar 11,36% diekspor dengan label Besuki VO. Pabrik Rokok Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum merupakan pengguna terbesar Tembakau Kasturi. Secara umum petani menanam varietas lokal dengan populasi tanaman yang masih sangat beragam. Saat ini luas areal penanaman tembakau kasturi pada dua daerah pengembangan mencapai 3.197 ha, dengan rata-rata produktivitas di tingkat petani hanya 985 kg kerosok/ha.
Areal pertanaman Tembakau (Virginia dan Kasturi) di Kabupaten Jember seluas 15 ribu ha yang tersebar. Tembakau virginia dan kasturi sebagian besar diolah menjadi tembakau rajangan, baik oleh PT. Perkebunan maupun oleh masyarakat. Komoditas tembakau virginia dan kasturi serta turunannya mempunyai peluang pasar dalam dan luar negeri yang cukup besar. Industri berbasis komoditas tembakau yang dapat dikembangkan di Kabupaten Jember tersaji dalam table berikut.






Tabel 1.
Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Tembakau
Bahan Baku
Peluang Industri
Produk
Daun Tembakau
1.     Industri Rokok
Rokok
2.     Industri daun rajangan
Rajangan daun tembakau
3.     Industri Obat-obatan
Pestisida organik
4.     Industri Pupuk
Pupuk organik

Potensi tembakau di kabupaten jember:
Produksi Tembakau Tahun 2006 :
Tembakau Kasturi                   : 3.078 Ton
Tembakau White Burley         : 571 Ton
Tembakau jawa                       : 1.001 Ton

Produksi Tembakau Tahun 2009 :
Tembakau Kasturi                   : 4.400 Ton

Meski industri rokok mengalami pro dan kontra, karena berkaitan erat dengan masalah kesehatan. Namun Kabupaten Jember, Jawa Timur, justru memantapkan diri untuk menjadi pusat pertembakauan. Alokasi dana bagi hasil cukai digunakan untuk kepentingan yang langsung menyentuh petani tembakau. Menurut Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Totok Haryanto Kabupaten Jember merupakan pengekspor terbesar tembakau untuk Indonesia. Dari 34 persen ekspor dunia dari Indonesia, 25 persen dari Jember. Sudah sejak lama Jember dikenal sebagai eksportir tembakau Besuki na-oogst (NO) untuk bahan cerutu di Eropa. Namun saat ini, tembakau voor-oogst kasturi Jember juga mulai naik daun di pasar ekspor. Karena itu tidak salah Jember dicanangkan jadi tobacco center.
Kabupaten Jember terkenal sebagai penghasil salah satu Tembakau terbaik di dunia. Melalui potensi tanaman tembakau ini, Kabupaten Jember telah lama terkenal dan melegenda sebagai “kota tembakau” sebagai salah satu daerah produsen dan penghasil tembakau terbesar dengan produk yang berkualitas.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Kasturi memprediksi luas lahan tembakau di Jember tahun 2011 sebanyak 15 ribu hektare, dengan rincian tembakau kasturi 8 ribu ha, tembakau Na Oogst 5 ribu ha, tembakau rajang 1.500 ha, dan tembakau "white burly" sebanyak 500 ha.
"Target produksi tembakau yang kami harapkan sebanyak 21.667 ton, dengan rincian tembakau kasturi sebanyak 12 ribu ton, tembakau Na Oogst sebanyak 7.500 ton, tembakau rajang sebanyak 1.192 ton, dan tembakau white burly sebanyak 975 ton,".
Saat ini, masih ada sekitar 300 hektare tembakau Na oogst tradisional yang ditanam akhir Agustus dan awal September lalu, di daerah Rambipuji dan Jember barat. Hujan yang mulai turun diharapkan tak akan mengganggu tanaman tersebut. Memang diharapkan ada hujan sedikit, tapi tidak deras dan tidak berangin. Ini sekaligus untuk menambah percepatan pertumbuhan tanaman itu sendiri, dan itu dibutuhkan pembersihan daun dari kotoran debu.
Kendati harga tembakau tahun ini bagus, mengingatkan petani agar waspada pada tahun 2012. Ia berharap petani tak menanam tembakau dalam areal berlebih. Tahun ini, areal tembakau sekitar 14 ribu hektare, dan produksi tembakau bisa mencukupi kebutuhan industri rokok. Kita memang tak bisa menahan petani menanam lebih. Kita hanya memberi sosialisasi agar hati-hati. Jangan berlebihan menanam. Dengan booming tahun ini, petani berduyun duun menanam. Padahal tahun depan kita tak tahu pasti apa perusahaan membeli semuanya.
Semakin tingginya tuntutan atas kualitas tembakau dari para pembeli atau buyyer baik dari dalam maupun luar negeri ternyata memberikaan konsekuensi logis bagi para petani untuk lebih memprioritaskan mutut/kualitas. Oleh karenanya dari waktu ke waktu sangat dibutuhkan adanya konsensus bersama tentang standart mutu tembakau Jember baik Na-osgh dan kasturi vor-osgh dari para petani itu sendiri. Dengan harapan agar mutu tembakau petani Jember tetap terjaga dengan baik dan sangat di minati oleh pasar luar negeri maupun oleh para pabrik. Selain itu dengan menjaga tingkat kualitas mutu tembakau yang baik praktis akan menghindarkan adanya kerugian atau kebangkrutan dari para petani.
Mengingat petani tembakau Jember saat ini perlu diproteksi agar petani Jember tetap eksist dan sejahterah. Bahkan petani tembakau yang saat ini mulai tanam dan konon mulai membooming, sehingga perlu adanya stabilitas harga yang sekiranya perlu adanya informasi yang akurat dan kiranya petani tetap sejahterah

3.2 Pemasaran Tembakau Kasturi Di Kabupaten Jember
Komisi Untuk Tembakau Jember (KUTJ) mengusulkan pembangunan outlet produksi tembakau sesuai jenisnya untuk memudahkan pemetaan potensi hasil petani maupun produksi perusahaan. Usulan disampaikan KUTJ kepada Pemkab Jember ketika melakukan konsolidasi pertembakauan di Pondopo Kabupaten Jember.
Produksi tembakau di Jember pada 2009 diprediksi meningkat, di mana target yang ditetapkan mencapai 17.032,18 ton, kata Ketua Komisi KUTJ Kabul Santoso. Dia menjelaskan target produksi tembakau tersebut mengalami peningkatan sebesar 11,28% dari 2008 yang hanya 14.763,71 ton untuk jenis tembakau BesNO/NOTA, TBN, Kasturi, Rajang, White Burley dan Viginia FC.
Total produksi tersebut, kata Kabul, akan ditanam di areal seluas 12.490,65 hektare meliputi kebun milik petani atau perusahaan. Ada peningkatan sebesar 8,56 % untuk penanaman tahun ini ketimbang 2008 yang hanya seluas 11.534,70 hektare. Harga tembakau tahun ini bagus dan bikin petani senang. Namun, tahun depan, petani Jember harus berhati-hati. Informasi dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember, harga tembakau kasturi grade 1 mencapai Rp 47 ribu per kilogram, sementara untuk jenis rajang Rp 38 ribu. Untuk tembakau Na-Oogst bisa mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Semua persediaan tembakau di petani terbeli oleh perusahaan. Bahkan perusahaan (eksportir) No yang biasanya tak beli dari petani, justru sekarang beli ke petani.
Harga bibit tembakau di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai naik karena perubahan musim yang tidak menentu atau anonali cuaca. Saat ini harga bibit tembakau per 1.000 batang sebesar Rp30 ribu, padahal sebelumnya harga bibit tembakau sebesar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per 1.000 batang.
"Musim tanam tembakau sudah dimulai, sehingga kami terpaksa membeli bibit tembakau meski harganya agak mahal," tutur seorang petani tembakau kasturi Jember, Abdurrahman.
Para petani tembakau Vor-Oogst di Kabupaten Jember mengolah hasil panenannya dengan menusukkan tembakau ke dalam “sujen”. Setiap sujen berisi 4 lembar daun tembakau. Setelah di sujen, daun tembakau itu baru dijemur dan kemudian dijual. Harga per sujennya bervariasi antara Rp. 500,- sampai dengan Rp. 3.000,-. Sementara itu, para petani yang menanam tembakau jenis Na-Oogst sebagian besar menjual hasil panenannya dalam bentuk daun basah.
Jawa Timur masih akan menadi sentra produksi tembakau dengan produksi rata-rata mencapai 81.000 ton per tahun. Sentra komoditas tersebut untuk mendukung kalangsungan industri rokok di provinsi itu yang rata-rata menghasilkan 180 miliar batang per tahun atau sekitar 75% dari total produksi rokok nasional sebesar 240 miliar batang per tahun.
Syaifullah tembakau itu ditanam di 22 daerah dengan luas areal 102.000 hektare. ”Namun hanya enam daerah yang saat ini masuk kategori sentra produksi tembakau di Jatim,” kata Syaifullah. Ke-enam daerah itu adalah Pamekasan, Sumenep, Jember, Bondowoso, Ponorogo dan Bojonegoro. Setidaknya, lanjut Wagub ada enam varietas tembakau yang ditanam di daerah tersebut yaitu varietas Madura, Jawa, Virginia, Kasturi, Voor-Oogst dan Na-Oogst.







Gambar. Jenis Tembakau yang Dibudidayakan Informan

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (76%) informan menjual tembakau hasil panenannya kepada pengepul. Informan yang menjual langsung ke gudang sebanyak 7%, yang menjual ke blandang/blandong (tebasan) sebanyak 10% dan menjual hasil panen melalui kelompok tani sebanyak 5%. Pada gambar juga dapat diketahui bahwa hanya 2% (2 0rang) responden yang langsung menjual sendiri tembakaunya dalam bentuk rajangan.
Pada gambar di bawah ini dideskripsikan cara pembayaran tembakau hasil panen para informan. 73% (75 orang) informan menyatakan bahwa tembakau yang mereka jual kepada blandang, pengepul, blandong, dan gudang dibayar tunai (cash). Para informan juga menyatakan bahwa ada juga yang membayar mereka dengan memberikan uang muka terlebih dahulu dan bahkan ada yang berhutang, masing-masing sebanyak 12% dan 6% informan. Menarik untuk dicermati, ternyata hasil panen tembakau informan, pembayarannya juga dilakukan dengan sistem tebasan (10%). Penggunaan sistem yang terakhir ini (berdasarkan hasil wawancara) bukan merupakan sistem ijon, tapi lebih pada prediksi para pembeli terhadap tembakau informan yang masih akan dipanen. Sistem tebasan ini, memungkinkan informan untuk terhindar dari risiko penurunan harga tembakaunya sewaktu di panen nanti.
Gambar. Cara Pembayaran Hasil Panen Tembakau















BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1.      Peruntukan tembakau Kasturi adalah sebagai bahan baku rokok keretek di dalam negeri  yang mencapai 88,64% dan sekitar 11,36% diekspor dengan label Besuki VO. Pabrik Rokok Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum merupakan pengguna terbesar Tembakau Kasturi.
2.      Harga tembakau tahun ini bagus dan bikin petani senang. Namun, tahun depan, petani Jember harus berhati-hati. Informasi dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember, harga tembakau kasturi grade 1 mencapai Rp 47 ribu per kilogram, sementara untuk jenis rajang Rp 38 ribu. Untuk tembakau Na-Oogst bisa mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Semua persediaan tembakau di petani terbeli oleh perusahaan.

4.2 Saran
1.      Untuk meningkatkan produksi tembakau kasturi di Kabupaten Jember, alangkah baiknya pemerintah memberikan solusi yang tepat dengan adanya keadaan cuaca yang tidak tentu. Dengan begitu petani dapat menghasilkan tembakau yang memiliki kualitas yang tinggi.
2.      Tetap mempertahankan hubungan dengan pasar internasional untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia sendiri.










DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 1996. Tembakau Kasturi. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Anonym, 2009. KUTJ Usulkan Outlet Produk Tembakau Jember. Kabar Bisnis.

Anonym, 2009. Penelitian Pemberdayaan Petani Tembakau Di Jawa Timur. Kerja Sama Badan Penelitian Dan Pengembangan Propinsi Jawa Timur Dan Lembaga Penelitian Universitas Jember. Jember.

Anonym, 2010. http://nyariduitreceh.blogspot.com/2012/04/teori-pemasaran.html. Diakses Tanggal 20 Oktober 2012. Jember.


Anonym, 2011. Jatim Optimistis Tetap Jadi Sentra Tembakau. http://www.bisnis-jatim.com/index.php/2011/02/21/jatim-optimistis-tetap-jadi-sentra-tembakau/. (serial online)(diakses 2012).

Anonym, 2012. Kabupaten Jember Dicanangkan Menjadi Tobacco Center. http://www.surabayapagi.com. Diakses Tanggal 20 Oktober 2012. Jember.


Indah, 2009. Mutu Rendah, Tembakau Akan Kehilangan Pembeli. http://iswekon.wordpress.com/2009/08/26/bahan-cerutu-mutu-rendah-tembakau-akan-kehilangan-pembeli/. (serial online)(diakses 2012).

Nazir. 1999. Metode Pengambilan Contoh Dalam Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Puji Utami, 2011. Teori Pasar. http://utamipujiutami.blogspot.com/2011/04/teori-pasar.html. Diakses Tanggal 20 Oktober 2012. Jember.


Singolandoh, 2011. Varietas Unggulan Tembakau Kasturi. Tembakau Rajangan Indonesia.

Toro, 2011. Harga Bibit Tembakau Di Kabupaten Jember Mulai Naik. Lembaga Pengembangan Bisnis Dan Investasi Daerah. Jember.

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan. Diakses Tanggal 20 Oktober 2012. Jember.

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau. Diakses Tanggal 20 Oktober 2012. Jember.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar